Peristiwa Akhir Kekuasaan Dinasti Syailendra di Jawa Tengah
Dinasti Syailendra adalah salah satu dinasti yang memiliki pengaruh luas terutama di Jawa Tengah. Kekuasaan dinasti ini sudah berlangsung sejak abad ke-9 hingga abad ke-10. Kekuasaan ini berakhir pada tahun 1006 Masehi. Peristiwa yang mengakhiri kekuasaan dinasti ini dikenal dengan sebutan Perang Salak.
Apa Itu Perang Salak?
Perang Salak adalah pertempuran yang terjadi antara Dinasti Syailendra dan Dinasti Kahuripan. Dinasti Syailendra berasal dari daerah Mataram. Mereka memiliki pengaruh di Jawa Tengah. Sementara Dinasti Kahuripan berasal dari daerah Kediri. Kekuasaan mereka di Jawa Timur.
Bagaimana Perang Salak Berlangsung?
Perang Salak dimulai pada tahun 1006 Masehi. Pada saat itu, ada seorang raja bernama Airlangga dari Dinasti Kahuripan yang mengklaim kekuasaan di Jawa Tengah. Dinasti Syailendra menentang hal itu dan memutuskan untuk menghancurkan kekuasaan Airlangga. Pertempuran antara kedua pihak berlangsung di sebuah danau bernama Salak, dan dari situlah nama Perang Salak berasal.
Apa Akibatnya?
Akhirnya, Airlangga berhasil memenangkan pertempuran dan kekuasaan Dinasti Syailendra di Jawa Tengah pun berakhir. Setelah itu, Airlangga menyatukan Jawa Tengah dan Jawa Timur yang terpisah selama berabad-abad menjadi sebuah kerajaan yang disebut kerajaan Medang. Ini menandai awal dari kekuasaan Dinasti Kahuripan di Jawa.
Bagaimana Pengaruhnya Hingga Sekarang?
Pengaruh Perang Salak masih terasa hingga sekarang. Dua kerajaan yang terlibat dalam perang ini sekarang menjadi bagian dari negara Republik Indonesia. Jawa Tengah dan Jawa Timur saat ini masih memiliki budaya dan adat istiadat yang berbeda meskipun mereka berada dalam satu negara. Hal ini disebabkan oleh perbedaan yang diciptakan oleh Dinasti Syailendra dan Kahuripan.
Apa Kesimpulan?
Perang Salak adalah pertempuran antara Dinasti Syailendra dan Dinasti Kahuripan yang terjadi pada tahun 1006 Masehi. Pertempuran ini berakhir dengan kemenangan Dinasti Kahuripan. Ini menandai akhir dari kekuasaan Dinasti Syailendra di Jawa Tengah. Peristiwa ini masih berpengaruh hingga sekarang, baik dalam bentuk budaya maupun adat istiadat.